Tubuh Studi serta Inovasi Nasional( BRIN) bekerja sama dengan Tubuh Tenaga Atom Internasional( IAEA) meningkatkan program Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution( Nutec Plastic) selaku pemecahan daur ulang limbah plastik dengan teknologi nuklir.
Pengembang Teknologi Nuklir Pakar Utama, Pusat Studi Teknologi Proses Radiasi BRIN Totti Tjiptosumirat lewat penjelasan di Jakarta, Sabtu, menyebut Indonesia dikira IAEA selaku negeri yang sanggup menggunakan teknologi nuklir buat mencerna limbah plastik sehingga dijadikan negeri percontohan di kawasan Asia Pasifik.
Buat itu, IAEA membagikan sokongan dengan metode menghibahkan sarana Electron Beam Machining( EBM).
Kolaborasi BRIN dan IAEA
Kolaborasi antara BRIN dan IAEA ini melibatkan penelitian dan pengembangan teknologi radiasi degradasi. Beberapa langkah yang telah diambil dalam proyek ini meliputi:
- Penelitian Awal: Mengidentifikasi jenis plastik yang paling cocok untuk diolah dengan teknologi radiasi degradasi.
- Pengembangan Proses: Merancang dan menguji proses radiasi degradasi untuk memastikan efisiensi dan keamanan.
- Implementasi Skala Pilot: Mengimplementasikan teknologi ini dalam skala pilot untuk mengevaluasi kinerja dan biaya operasional.
- Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada para peneliti dan teknisi di Indonesia tentang penggunaan teknologi ini.
Manfaat dan Dampak
Proyek ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain:
- Pengurangan Limbah Plastik: Mengurangi jumlah limbah plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan lingkungan.
- Efisiensi Daur Ulang: Meningkatkan efisiensi proses daur ulang plastik, sehingga lebih banyak plastik yang dapat diolah kembali.
- Inovasi Teknologi: Mendorong perkembangan teknologi baru dalam bidang daur ulang dan pengelolaan limbah.
Totti yang pula Technical Cooperation( TC) National Liaison Officer( NLO) Indonesia buat IAEA itu, berkata proyek yang dinamakan dengan TC INS 1031 itu terpaut dengan program unggulan IAEA bidang area, spesialnya dalam rangka memitigasi ataupun kurangi limbah plastik di segala dunia, tercantum Indonesia.
TC INS 1031 yang terpaut dengan Nutec Plastic ialah memitigasi limbah plastik ataupun mendaur ulang plastik yang dalam penerapannya memerlukan teknologi nuklir berbentuk EBM, ucapnya.
Direktur Pengelolaan Sarana Ketenaganukliran BRIN Muhammad Subekti melaporkan sokongan terhadap hibah EBM 2, 5 MEV dari IAEA dengan mempersiapkan seluruh kebutuhan infrastruktur.
Dia berkata kerja sama secara internal sudah dicoba dengan pengamat Organisasi Studi Tenaga Nuklir buat memastikan posisi peletakan EBM di Kawasan Nuklir, Kawasan Sains serta Teknologi( KST) BJ Habibie di Serpong.
” Kami menunjang serta berharap infrastruktur yang hendak dibentuk oleh BRIN ini dapat dimanfaatkan sebesar- besarnya buat kepentingan studi, kepentingan pengembangan industri, economic scale, ataupun skala lebih besar buat kepentingan penciptaan yang terdapat di Indonesia,” ucapnya.
Senior Program Management Officer IAEA Petra Salame berkata grupnya menunjang Indonesia dalam pengembangan sarana berkas elektron yang hendak digunakan buat modifikasi polimer.
Baginya, Indonesia hadapi kemajuan besar dalam 2 komponen proyek, ialah komponen hulu yang ialah komponen daur ulang serta komponen hilir berbentuk pemantauan kelautan.
” Kami berharap Indonesia terus berupaya serta menggapai prestasi yang berkepanjangan,” kata ia.
Average Rating